Posted by : Unknown Sabtu, 09 Mei 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
   Praktisi PR menggunakan huruf, ucapan, gambar dan kombinasi dari semua bentuk komunikasi. Mereka menggunakan baik itu media yang bisa dikontrol oleh mereka maupun tidak, untuk berkomunikasi dengan banyak publik organisasi. Ketika seorang PR melakukan komunikasi kepada publik, ia harus menggunakan media. Untuk itu, seorang PR harus mampu menjalin hubungan baik dengan media.
Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan informasi kepada publik, berbagai masalah yang berhubungan dengan masyarakat luas diberitakan oleh media. Segala pilihan media yang ada, akan memudahkan masyarakat untuk menikmati dan mengakses sesuai dengan kebutuhan masing-masing, termasuk mencari informasi yang berkembang secara cepat dan aktual. Banyak hal yang terdapat atau yang akan dibahas pada kerjasama sebuah humas dengan wartawan atau media dan bagaimana hubungan keduanya.

1.2     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dan konsep dari media relations?
2.    Apa tujuan membangun hubungan dengan wartawan dan Public Relation
3.    Apa saja media di luar public relations?
4.    Bagaimana peranan media sosial online dalam membantu kinerja seorang public relations?
5.    Bagaimana langkah dan strategi menjalin hubungan dengan wartawan/media pers ?
6.    Bagaimana hubungan media relations dengan perusahaan?
1.3     Tujuan
1.    Menjelaskan pengertian dan konsep dari media relations
2.    Menjelaskan tujuan membangun hubungan dengan wartawan dan public relations
3.    Menjelaskan mengenai media di luar public relations
4.    Menjelaskan peranan media sosial online dalam membantu kinerja seorang public relations
5.    Menjelaskan langkah dan strategi menjalin hubungan dengan wartawan/media pers
6.    Menjelaskan hubungan media relations dan perusahaan.


























BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian dan Konsep Media Relations
Frank Jefkins menjelaskan yang dimaksud dengan Media Public Relations adalah Usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak  dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan (2000:98).
Yosal Iriantara (2005:32) mengartikan media relation merupakan bagian dari public relation eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan public untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa perusahaan mengunakan media massa sebagai medium penyampai pesan dan pencitraan kepada publik.
Semakin banyak akses yang didapat publik dari media massa berkaitan dengan produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan, maka diharapkan semakin besar tingkat kepercayaan publik.
Fungsi media relations adalah meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan point of selling, membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis, dan meningkatkan relasi dari beragam publik.

2.2     Tujuan Membangun Hubungan Dengan Wartawan
Bila suatu perusahaan menjalankan program media relation, pada umumnya adalah perusahaan yg sangat membutuhkan dukungan media massa dalam pencapaian tujuan organisasi, cecara rinci tujuan media relation menurut Rachmadi dan Diah Wardani :
1.             Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta lembaga
2.             Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan media
3.             Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan organisasi
4.             Mewujudkan hubungan yg stabil dan berkelanjutan yg dilandasi oleh saling percaya.
2.2.1 Manfaat Media Relation
Hubungan yg tercipta baik antara organisasi dg media yg diwakili oleh praktisi PR diharapkan akan lebih positif, sehingga akan terlihat manfaat dari adanya media relations, Yaitu:
1.             Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa
2.             Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati, menghargai, kejujuran serta kepercayaan
3.             Penyampaian informasi yg akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi public.
2.2.2 Peranan Media Relation
Sebagai bagian dari manajemen perusahaan/organisasi, PR berorientasi pada aktivitas yang dilakukan oleh industri, perusahaan, perserikatan, organisasi sosial, atau jawatan pemerintah, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada masyarakat.
Minimal ada dua fungsi utama PR yang utama dalam masyarakat. Pertama, PR bertujuan mendapatkan dan menambahkan penilaian serta jasa bagi masyarakat. Kedua, secara defensif berusaha menjadi sarana pembelaan diri terhadap pendapat negatif tatkala menerima penyerangan yang tidak wajar dari pihak luar.
Pada tataran praksisnya, implementasi PR mengarah pada tiga bidang kerja, yakni marketing, publishing dan dokumentasi. Pada dua bidang marketing dan publishing mungkin memang demikian fungsi PR.
Adapun kewajiban PR adalah melaksanakan kebijakan manajer perusahaan dalam memperkenalkan produk barunya dan mempengaruhi masyarakat. Sedangkan terhadap pihak internal perusahaan, PR mempunyai kewajiban memberikan penjelasan tujuan dari setiap kebijakan agar semua pihak merasa terpanggil dan mau menyukseskan program perusahaan sesuai dengan visi manajer yang akan memakai barang atau jasa (produksi) yang baru.
Dari sini terlihat, PR mempunyai dua arah komunikasi. Dari dua arah ini, tugas terberat PR adalah keberhasilannya mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat melalui sarana yang positif berupa, public understanding (pengertian publik), publik confidence (kepercayaan publik), public support (dukungan publik) dan public cooperation (kerja sama publik).
Lekatnya bidang PR dengan dunia komunikasi, secara otomatis mengarahkan proses komunikasi PR berhadapan dengan dua bentuk hubungan yang berbeda strateginya, yakni hubungan secara psikologis dan hubungan sosiologis dengan publik.
Yang pertama, kegiatan PR dihadapkan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan opini masyarakat dan proses persuasi. Sementara yang kedua dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi massa, human relations dan group relation.
Media relation sebagai bagian dari PR tentu saja mengikuti langkah-langkah standar PR. Standar kegiatan atau proses PR meliputi:
1.             Pengumpulan fakta (fact finding), dengan cara penelitian
2.             menganalisis pemberitaan media (trend analysis)
3.             merumuskan permasalahan berdasarkan hasil penelitian atau kajian.
4.             Perencanaan dan penyusunan program, berdasarkan permasalahan yg sudah dirumuskan
5.             Menjalankan rencana dg tindakan komunikasi
6.             Evaluasi terhadap semua rangkaian kegiatan dan program PR

            Dalam lingkup bidang kerja Media Realtion tentu saja ada kegiatan-kegiatan yg dilakukan untuk melakuakan bidang kerja yg lain, misalnya untuk mencapai sasaran community relation, costumer relation atau investor relation.  
Dibawah ini merupakan fungsi Media Relation, Menurut Glen dan Denny Griswold :
1.             Menilai sikap public terhadap organisasi
2.             Mengindentifikasikan kebijakan & prosedur individu / organisasi terhadap kepentingan public
3.             Menjalankan program tindakan untuk meraih pengertian dan pengakuan public

John Vivian (2008,344) memberiakan perhatian khusus pada posisi media relation, bahwa PR memiliki tiga tanggung jawab fungsional yg berkaitan dg fungsi media relation:
1.      Relasi Eksternal. Komunikasi yang dijalin dengan kelompok orang-orang diluar perusahaan, konsumen, dealer, supplier, tokoh masyarakat, orang-orang pemerintahan.
2.      Relasi Internal. Komunikasi yang dikembangkan untuk menjaga hubungan optimal antara karyawan, manajer, serikat pekerja, pemegang saham, dan kelompok internal lainnya.
3.      Relasi Media. Komunikasi yang dilakukan perusahaan dengan media massa.

2.3     Media di luar Public Relations
1.             Media pers (press)
Media ini terdiri dari berbagai macam koran yang beredar di masyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional, koran-koran gratis, majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
2.             Radio
Kategori ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang berskala lokal, nasional hingga internasional baik yang dipancarkan secara luas maupun yang dikemas secara khusus.
3.             Televisi
Televisi sebagai media PR tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga televisi internasional, termasuk pula sistem-sistem teletex.

4.             Jurnal Eksternal
Proporsi keberadaan jurnal eksternal hanya 15 persen dari jurnal internal. Tapi, di Amerika Serikat media ini sudah menjadi alat utama humas sejak pertengahan abad kesembilan belas. Jurnal eksternal yang pertama diterbitkan oleh Singer company ( perusahaan pembuat mesin jahit yang pertama di dunia). Jurnal eksternal tersebut sengaja di buat untuk para pemakai mesin jahit. Kemunculan jurnal itu selanjutnya menjadi bagian dari sejarah humas universal.
Jurnal Eksternal tidak harus diartikan semata-mata sebagai suatu bentuk terbitan tentang suatu perusahaan yang dibagikan kepada pihak-pihak luar. Pihak luar tidak akan tertarik  dengan masalah - masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi. Apalagi dewasa ini pilihan bacaan sudah demikian banyak, termasuk majalah -majalah prestisius. Majalah -majalah seperti itu  jelas lebih menarik untuk dibaca daripada sekedar terbitan yang mengisahkan berbagai keributan yang terjadi di suatu organisasi. Jadi, sama halnya dengan majalah atau terbitan umum, jurnal eksternal harus dibuat sedeikian rupa sehingga dapat menjangkau khalayak yang dituju.
Bila dibandingkan dengan pihak internal, pihak eksternal tentu saja lebih bermacam -macam. Oleh karena itu, suatu perusahaan perlu menetapkan lebih dahulu siapa khalayak pembaca dari jurnal eksternal yang hendak diterbitkannya. Pihak-pihak yang sering menjadi khalayak pembaca jurnal eksternal adalah sebagai berikut;
1.             Para distributor: Mereka ini perlu mendapatkan jurnal eksternal dalam rangka pengakraban hubungan, menddik mereka bagaimana caranya menggunakan produk atau jasa perusahaan dengan baik, membantu mereka menjalankan operasi usahanya secara lebih efisien serta memberi petunjuk bagi mereka bagaimana mempromosikan penjualan.
2.             Para pengguna dan konsumen: Mereka juga perlu mendapat jurnal eksternal agar lebih mengetahui keunggulan dan tata cara pemakaian produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk produk yang berupa komponen atau bahan baku maka pihak-pihak yang merupakan penggunanya adalah para perakit, formulator, serta para produsen sekunder.
3.             Patron: Yang dimaksud patron disini adalah pihak-pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan operasi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan, namum mereka memiliki kaitan-kaitan tertentu dan potensi yang penting.
4.             Para pemimpin atau pencipta pendapat umum: karena mereka sangat berpengaruh,mereka perlu diberitahu mengenai sejarah, kebijaka, prestasi, karya riset, dan berbagai aspek lainnya dari suatu organisasi. Dengan cara demikian diharapkan mereka akan memiliki pendapat yang baik mengenai organisasi tadi.
5.             Calon konsumen : Contoh calon konsumen adalah anak-anak. pesan-pesan mengenai kesehatan, ketertiban, dan sebagainya dapat disampaikan melalui komik atau majalah anak-anak.

Sejauh mana sebuah media dibaca,dinikmati,dan menimbulkan pengaruh perlu diketahui untuk memperthankan atau meningkatkan kualitasnya.hanya saja, pengukuran secara tepat agak sulit dilakukan. Meskipun demikian, ada beberapa cara yang biasa ditempuh guna mengukur sejauh mana suatu media telah berhasil menyentuh para pembacanya. Antara lain adalah sebagai berikut;
a.       Survei pembaca: Pada survei ini para pembaca diminta mengisi suatu kuesioner serta menyertakan  pendapatnya mengenai suka atau tidak sukanya mereka terhadap suatu media.
b.      Kompetisi: Jika suatu majalah sering mendapat saingan dari ”muka-muka” baru yang ingin menampilkan sosok atau liputan sejenis, itu menunjukan majalah tadi cukup menarik dan diminta pembaca.
c.       Surat-surat pembaca: Dipublikasikan atau tidak, jumlah surat pembaca dapat menunjukan sejauh mana mereka menaruh minat dan perhatian atas suatu jurnal.
d.      Respon terhadap iklan: Apabila produk-produk yang diiklankan di suatu majalah mengalami lonjakan angka penjualan maka minat dan kepercayaan masyarakat terhadap majalah itu tinggi.
e.       Pengutipan artikel: apabila suatu jurnal sudah memiliki jangkauan yang cukup luas dan dipercaya maka berbagai aritkel yang dimuatnya akan sering kali dikutip dan dimanfaatkan secara luas.
f.       Dampak: Yang dimaksud dengan dampak disini adalah hasil-hasil nyata dari usaha humas yang dilakukan melalui jurnal eksternal.
4.         Media Audio-visual
Ini merupakan salah satu kemajuan penting didunia media yang harus diperhatikan oleh para praktisi humas. Tidak seperti pers, radio,dan televisi, perangkat audiovisual adalah suatu media yang bercakupan terbatas yang dimiliki dan sepenuhnya dikendalikan oleh pihak tertentu  yang diarahkan kepada khalayak yang bersifat terbatas pula. Penerapan sistem ini memerlukan sejumlah lembaga pendukung,seperti perpustakaan film (dalam kaset-kaset video) yang sanggup menyimpan, memelihara, serta mendistribusikan kaset-kaset rekaman tersebut kepada khalayak.
Sebelum membuat media audiovisual, kita terlebih dahulu menentukan apa tujuannya, siapa khalayaknya, seberapa jauh jangkaunnya, dan bagaimana caranya khalayak tersebut ditentukan.
1.      Tujuan:  Audiovisual adalah salah satu alat untuk menjangkau khalayak dalam rangka mengkomunikasikan pesan khusus demi mencapai tujuan-tujuan tertentu.
2.       Khalayak: Apakah informasi yang disajikan melalui audiovisual dan gaya penyajiannya sudah cocok dengan khlayak yang ehndak dituju? Apakah pernik-pernik teknis perlu diuraikan kepada khalayak? Bisakah urainnya dibuat sesederhana mungkin tanpa mengurangi maknannya? Setiap jenis khalayak memerlukan perlakuan yang tentu saja berlainan.
3.      Masa liputan: Jika media audiovisual hendak dipakai dalam waktu lama maka selama berlangsungnya proses perekaman, hal-hal yang terkait dengan waktu perlu dihindari, misalnya saja, kita tengah merekam kehidupan sehari-hari di suatu organisasi maka hal-hal seperti mode pakaian, bentuk kendaraan, dan berbagai hal lainnya  yang identik dengan suatu kurun waktu atau periode tertentu hendaknya dijauhi.

5.       Literatur Edukatif ( bisa dalam bentuk Laporan, Majalah, Surat Kabar)
Berbeda dari literatur penjualan, literatur edukatif adalah semua bahan cetakan yang dibuat untuk menjelaskan atau mendorong   digunakannya suatu produk atau jasa pelayanan, atau berbagai manfaat dan nilai dari produk tadi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah lembaran resep dan buku masakan yang khusus di terbitkan menyertai sebuah produk. Kita sering menemukan lembaran seperti ini pada produk mentega atau minyak goreng. Produk pestisida biasanya juga disertai dengan petunjuk-petunjuk cara nerawat tanaman,dan ada juga beberapa produk tertentu (buku agenda) yang disertai dengan sisipan peta
6.       Komunikasi Lisan
Penyampaian suatu uraian secara lisan, mungkin juga dengan didukung oleh peralatan audiovisual, merupakan salah satu kegiatan humas yang penting. Beberapa organisasi bahkan telah memperkerjakan para pembicara secara permanen dan diserahi tugas khusus  untuk menyampaikan penjelasan mengenai organisasinya di berbagai club dan perkumpulan masyarakat. Ada pula perusahaan yang menyewa pembicara dari luar secara freelance. Tapi akan lebih baik jika pembicara tersebut merupakan salah seorang pegawai atau orang dalam organisasi yang benar-benar menegetahui seluk beluknya
7.       Pameran Humas
pameran adalah pelaksana fungsi-fungsi humas melalui penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Pada umumnya, pameran dagang atau pameran-pameran yang terbuka untuk umum merupakan suatu media  ikaln,karena tujuan penyelenggaraan pameran tersebut adalah untuk memperkenalkan suatu produk kepada ,masyarakat agar mereka lantas tertarik, kemudian membelinya.Sebenarnya, kegiatan humas juga dapat memanfaatkan acara pameran untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah hal yang sebaliknya, yakni kegiatan-kegiatan humas tersebut juga bermanfaat menunjang keberhasilan dari suatu penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Acara promosi lewat pameran akan lebih berhasil memikat para konsumen jika acara itu disertai program humas. Dengan demikian,terdapat keterkaitan yang sangat erat antara kegiatan humas dan acara pameran. Pameran juga merupakan satu-satunya media periklanan yang menyentuh semua pancaindra; mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit
8.       Seminar
Guna menunjang penggunaan berbagai media yang telah diuraikan di atas (misalnya audiovisual atau komunikasi lisan), ada baiknya jika suatu perusahaan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak. Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminar atau konfermasi. Penyelenggaraan suatu konferensi kehumasan mirip dengan penyelenggaraan resepsi pers. Bedanya,waktu penyelenggaraan konferensi humas lebih lama(paling  tidak satu hari penuh), melibatkan lebih banyak peserta atau tamu, programnya lebih ekstensif (melibatkan sejumlah pembicaraan dan harus didukung dengan peralatan audiovisual yang baik), dan tentu saja memerlukan biaya yang lebih banyak. Pos pengeluaran yang cukup besar antara lain harus dialokasikan untuk penyewaan ruangan atau gedung yang cukup refresentatif dan untuk pembayaran katering
9.       Sponsor
Sponsor adalah penyediaan dukungan finansial untuk suatu acara, subjek, kegiatan, lembaga, atau individu yang dianggap memang pantas menerimanya. Cikal bakalnya bermula dari patronage, yakni perlindungan serta penyediaan bantuan dana oleh para bangsawan dan hartawan kepada para artis dan musisi. Beethoven dan Mozart takkan sanggup berkarya tanpa adanya patronage yang membebaskan mereka dari tekanan kemiskinan. Demikian pula dengan Leonardo Da Vinci, yang takkan leluasa berkarya tanpa adanya bantuan dan perlindungan dari Duke of Milan. Di masa-masa berikutnya, para miliarder industrialis ternama seperti Tate, Carnegie, Ford, dan Morris menghibahkan sejumlah besar uangnya untuk mendirikan yayasan atau lembaga-lembaga pemberi sponsor

2.4     Media Sosial Online
Dalam buku Cracking Zone (Rhenald Kasali), dipaparkan sebuah studi dari lembaga riset Ericsson yang menyebutkan bahwa salah satu alasan masyarakat Indonesia begitu gandrung dengan teknologi mobile adalah bahwa teknologi ini digunakan sebagai sarana untuk menguatkan bisnis. Jika dulu banyak perusahaan yang antipati terhadap adanya sosial media, karena dianggap dapat menurunkan produktifitas perusahaan, maka akhir-akhir ini trennya justru sebaliknya, banyak perusahaan mulai mengikuti arus perubahan ini.
Setidaknya ada beberapa alasan yang mendasari beberapa perusahaan mulai masuk ke dalam sosial media, antara lain adalah:
1.         Mampu meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan  konsumen. Seperti dikatakan diatas, sosial media mampu merubah gaya komunikasi menjadi lebih interaktif dan partisipatif, hal ini menyebabkan hubungan antara perusahaan dengan konsumennya menjadi lebih intens, lebih personal dan setara (horisontal). Media sosial memungkinkan konsumen untuk berkomentar langsung dengan apa yang sedang dilakukan atau yang sedang terjadi dengan perusahaan tersebut. Dengan menciptakan satu akun atau fanpages di Facebook atau bisa juga dengan sebuah akun Twitter, sebuah brand bisa berkomunikasi dengan konsumen dengan mudah dan dekat. Seperti yang dilakukan oleh SoyJoy dengan program SoyJoy Healthylicious di twitter yang memungkinkan adanya percakapan secara kontinu antara brand dengan konsumen dan konsumen dengan konsumen lainnya.
2.         Mampu mempercepat proses pembuatan keputusan. Dengan melemparkan sebuah topik atau survey akan sesuatu, maka konsumen dapat memberikan pendapatnya akan sesuatu tersebut dengan cepat, sehingga memudahkan untuk dapat membuat keputusan secara cepat. Sebagai contoh, Adrie Subono pemilik Java Musikindo, melalui akun twitternya seringkali melemparkan sebuah gagasan tentang event yang akan diadakan sehingga membuat para followernya ikut memberikan pendapat-pendapatnya.
3.         Meningkatkan brand awareness dan user engagement. Dengan sosial media, maka sebuah brand mampu mengumpulkan komunitas-komunitasnya dalam satu wadah tertentu, hal ini tentu saja akan memudahkan brand untuk melakukan promosi atau sekedar untuk berinteraksi dengan konsumen. Sebagai konsumen pun merasa semakin dilibatkan dalam berbagai hal, karena suaranya semakin mudah terdengar. Salah satu pemanfaatan sosial media untuk peningkatan brand awareness dan user engagement adalah dengan pembuatan Facebook fanpages. Akun Facebook Groovy Nations digunakan sebagai media untuk menampung komunitasnya dan sebagai media promosi.
4.         Memudahkan viral marketing. Sebuah riset menyebutkan bahwa per Januari 2011 sebanyak 53% tweet adalah sebuah re-tweet. Hal ini dapat diartikan bahwa sebuah ide dapat berkembang lebih cepat dengan melemparkan ide tersebut di ranah twitterland. Sour Sally membuat satu tweet lewat akunnya tentang informasi diskon yang berlangsung dan tweet tersebut langsung menyebar sampai ribuan kali re-tweet.
5.         Menurunkan biaya. Sosial media meningkatkan efisiensi dari perusahaan, antara lain mengurangi biaya komunikasi karena dengan sosial media setiap user adalah “juru bicara”, dapat juga mengurangi biaya riset karena sosial media memudahkan untuk melakukan survey langsung kepada konsumen dan mendapatkan masukan langsung dari konsumen.
Sekarang ini kehidupan kita sudah merupakan era sosial media, yang dimana menggunakan sistem dengan cara pelan tapi pasti dan telah memaksa banyak perusahaan untuk mengubah cara mereka berkomunikasi. Pada saat ini mulai ramai dan banyaknya penggunaan media sosial (facebook) dan forum mau tidak mau memaksa perusahaan untuk meningkatkan model berkomunikasi. Facebook sebagai media sosial merupakan hal yang biasa dan selalu berkaitan dengan aktifitas kita terutama pada kehidupan sosial dan pengguna internet. Sifatnya yang interaktif dan sangat mendukung dengan mempermudah koreksi di antara para penggunanya yang menghasilkan jaringan yang lebih populer dan secara efektif yang bertujuan untuk menghancurkan otorisasi dari media massa tendensi.
Apakah Public Relations (PR) Membutuhkan Media Sosial?
Public Relations merupakan sebuah profesi yang sudah ada sejak dulu. Ilmu PR sudah tertata begitu bagus dan mapan, serta diajarkan di berbagai Perguruan Tinggi, yaitu di Jurusan Komunikasi. Namun, ilmu-ilmu yang sudah mapan itu kini harus diperbarui dengan adanya media sosial, misalnya seperti facebook dan twitter. Media internet membuat kerja praktisi PR masa kini mengalami perubahan yang sangat luar biasa. PR masa kini bukan hanya harus handal berhubungan dengan masyarakat, termasuk media, tetapi juga dituntut untuk mnguasai hubungan langsung dengan konsumen, dan karakter konsumen dalam dunia maya sudah pasti tidak sama dengan karakter jurnalis, media atau industri media, atau karakter yang standar.
Untuk konsumen yang sering online dalam media sosial sekarang tidak butuh bahasa yang formal atau dengan siaran pers. Akan tetapi yang mereka butuhkan adalah jubir perusahaan yang mengerti kebutuhan mereka dan sekaligus merespon keluhan mereka secara langsung dengan cepat. Seorang konsumen juga membutuhkan praktisi PR yang bisa berinteraksi langsung dengan konsumen dan melakukan percakapan atau tanya jawab. Karena konsumen bebas berpendapat di internet. Produk yang mengecewakan tidak mudah ditutupi dengan strategi PR tradisional. Selain itu perilaku konsumen juga berubah dengan adanya media sosial. Hal ini  juga berpotensi membuat pusing banyak praktisi PR yaitu kecepatan perubahan standar di dalam media sosial. Sekarang ini yang memusingkan para praktisi PR adalah perilaku konsumen di setiap media sosial juga berbeda-beda, tergantung pada fitur andalannya. Maka dari itu praktisi PR juga harus berusaha melawan kencangnya laju perkembangan media online di media sosial.
Pada jaman modern seperti sekarang sudah tidak mengherankan apabila banyak lowongan pekerjaan untuk posisi sebagai PR, terutama pada bagian konsultan, dan ditambah juga dengan pemilihan yang terbaik secara familiar dengan media sosial maupun media online. Apabila ingin terjun dalam dunia PR dan ingin menjadi seorang PR pada jaman modern masa kini, maka harus memiliki kompetensi dalam tiga bidang, diantaranya yaitu:
a.    Komunikasi
Komunikasi merupakan keahlian yang wajib, yang dimaksud disini bukan hanya ditekankan pada kemampuan untuk menulis berita, membuat siaran pers, dan juga berhubungan dengan media. Komunikasi ini merupakan kemampuan seseorang untuk menulis dalam sebuah media sosial dan media online dengan karateristik bahasa gaul dan sebagaimana sangat menarik, sehingga konsumen tertarik. Selain hal itu, kemampuan komunikasi bukan hanya pandai menulis dengan baik, tetapi juga harus mampu berinteraksi dengan konsumen.
b.  Pemasaran (Marketing)
Seorang PR pada akhirnya juga harus mengerti mengenai konsep-konsep pemasaran. Apabila PR harus bertatap muka langsung dengan konsumen, maka penguasaan ilmu diperluas dengan ilmu pemasaran. Pada era media sosial ini, batasan antara peran PR dan pemasaran semakin buruk. Maka dari itu, seorang PR juga harus pandai menganalisa standar mana yang ada di internet dan dimana mereka harus terjuni. Seorang PR harus bisa belajar mengenai perilaku konsumen di media sosial dan media online, dan bagaimana juga caranya untuk mendekati seorang konsumen.
c.  Teknologi Media
Pada akhirnya seorang PR juga harus update dengan teknologi terbaru. Mereka harus terus mengikuti perkembangan teknologi. Apabila sekarang maraknya media sosial facebook, maka mereka juga harus terjun ke dalamnya biar lebih mengerti bagaimana facebook itu. Yang dilakukan PR disini adalah mengetahui aplikasi apa saja yang ada di dalam facebook yang dapat mendukung pekerjaan mereka.

2.5     Langkah Strategis Menjalin Hubungan dengan Wartawan /Media Pers
Terdapat beberapa jenis strategi yang digunakan dalam mensukseskan sebuah program perusahaan. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis strategi yang berkaitan dengan kegiatan media relation. Dalam membina hubungan baik dengan wartawan, maka diperlukan sebuah strategi untuk mensukseskan kegiatan media relation tersebut. Adapun beberapa strategi menjalin hubungan dengan wartawan antara lain :
1.       Jangan Sesekali Menutup Saluran Informasi Kepada Pers 
Menurut Partao hukum ini tidak saja mengajarkan tapi juga mewajibkan kepada siapapun yang berhubungan dengan pers, untuk membantunya bila mereka membutuhkan satu atau lebih informasi tentang perusahaan kita. Hal ini tidak dapat ditawar-tawar lagi, tugas pers adalah menyebaruaskan informasi yang berguna dan dibuuhkan masyarakat. Sedangkan Iriantara menyebutnya dengan mengelola relasi. Strategi mengelola relasi artinya menjalin dan mengelola relasi dengan media massa. Hal ini bisa dibangun dalam bentuk relasi, yakni relasi tugas dan relasi pribadi.
Oleh karena itu, pihak perusahaan harus memberikan informasi yang patut di publish ke wartawan secara lengkap dan maksimal. Tidak hanya dalam hal memberi informasi saja, melainkan hubungan komunikasi ini harus eap berjalan, walaupun tidak ada informasi yang perlu di share ke wartawan, sehingga hubungan antara wartawan dengan perusahaan akan menjadi akrab.
2.       Melakukan Pendekatan yang Sistematis dan Bijaksana
Menurut Partao pendekatan ini perlu dilakukan dengan sistematis karena antara dua profesi ini, terdapat dua latar belakang, kultural, visi dan misi yang berbeda. Informasi yang keluar dari humas umumnya bersifat promosi dan berita yang keluar harus positif. Beda dengan pers bahwa sesuatu yang berbeda, sesuatu yang aneh, buruk, itulah berita. Pendekatan itu dilakukan dengan membangun sikap dan kemampuan untuk menempatkan diri sebagai pelayan. Untuk mampu memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan itu, petugas PR atau siapapun yang ditunjuk untuk melayani pers, harus menguasai benar apa yang menjadi tugas pokok perusahaannya Ini dimaksudkan agar dapat melayani pers sesuai kebutuhannya tetapi masih dalam batasbatas yang diizinkan. Pendekatan yang berkelanjutan ini membawa manfaat adanya keterikatan batin dengan wartawan sehingga hubungan menjadi harmonis. Hubungan seperti ini akan menghindarkan hubungan yang sifatnya hubungan jual beli berita.
Disaat butuh kehadiran wartawan, mereka diundang, setelah itu mereka dilupakan. Sedangkan Iriantara tidak memasukan hal ini sebagai salah satu jenis strategi humas. Berdasarkan  uraian di atas, maka peneliti  dapat menyimpulkan selain akses komunikasi yang harus tetap dibina, seorang humas pun harus memberikan pelayanan yang maksimal terhadap wartawan, tentunya masih dalam batas –batas yang diizinkan.  Pelayanan yang di maksud disini adalah seorang humas harus dapat mengetahui secara jelas apa yang sedang dibutuhkan oleh wartawan.
3.       Mengembangkan Strategi
Menurut Iriantara strategi ini untuk berkomunikasi dengan publik-publik yang menjadi khalayak sasaran kegiatan komunikasi dan relasi satu organisasi melalui praktik PR khususnya media relations. Dengan demikian, dalam mengembangkan strategi ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.  Pertama-tama tentukan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sumber daya organisasi, lalu memperhatikan pula peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi. Setelah itu mulai memperhatikan dimensi teknis atau prinsip yang berkenaan dengan media relations. Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah dimensi etis, karena etika bisa melahirkan praktik yang bermartabat, menjalin relasi dan komunikasi demi kemaslahatan bersama (mutual benefit). Sedangkan Partao tidak memasukkan  hal ini sebagai salah satu dari jenis srtategi humas. Berdasarkan  uraian diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan seorang humas harus selalu peka terhadap  lingkungan sekitar. Artinnya humas harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dari perusahaan dan mengetahui peluang di lingkungan eksternal perusahaan. Dengan begitu, dapat mempermudah humas dalam membuat sebuah srategi  dalam rangka mensukseskan kegiatan media relations.
4.       Mengembangkan Jaringan 
Menurut Iriantara pengembangan jaringan merupakan aspek pokok dalam media relations organisasi. Bagaimana mengembangkan jaringan tersebut, pada dasarnya mempertanyakan posisi kita dalam sistem komunikasi yang ada pada masyarakat. Salah satunya, memasuki organisasi-organisasi profesi atau memiliki kontak dengan organisasi profesi. Dengan demikian, membuka dan memperluas jaringan pada dasarnya merupakan bagian dari upaya kita untuk membangun dengan media massa. Salah satu kuncinya dengan cara menjalin relasi melalui organisasi profesi. Tidak terbatas pada organisasi profesi kehumasan saja namun juga organisasi profesi media massa atau organisasi profesi lain. Sedangkan Partao tidak memasukkan hal ini sebagai salah satu jenis strategi humas. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan seorang humas harus dapat terus membangun jaringan yang seluas-luasnya. Dengan memasuki organisasi–organisasi profesi kehumasan  atau yang lainnya, maka dapat memperluas jaringan dalam membangun hubungan baik dengan media massa. Selain kedua pendapat di atas, Ruslan (2003: 115) juga mengungkapkan ada beberapa strategi hunas, dimana ”strategi ini dapat berdiri sendiri atau dapat dipadukan yaitu strategi program pendekatan dengan cara merombak (change), jalur penekanan/ kekuasaan (pressure/power), jalur menbujuk (persuassive), dan taktik merangkul (patronage).

2.6       Hubungan dengan Kegiatan Perusahaan
Hubungan antara praktisi PR dengan instansi media akan terjadi secara efektif jika menggunakan strategi media relations yang tepat akan menimbulkan dampak yang baik bagi perusahaan.
Pentingnya media relations bagi sebuah organisasi tidak terlepas dari “kekuatan” media massa yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada banyak khalayak, namun lebih dari itu, media sebagaimana konsep dasar yang diusungnya memiliki fungsi mendidik, memengaruhi, mengawasi, menginformasikan, menghibur, memobilisasi, dsb. Dari sinilah media memiliki potensi strategis untuk memberi pengertian, membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat, dan perilaku sebagaimana tujuan yang hendak disasar Lembaga.
Menjalin dan menjaga hubungan dengan media merupakan cara yang efektif untuk membangun, menjaga, dan meningkatkan citra atau reputasi organisasi di mata stakeholder. Media relations sangat penting artinya sebagai wujud komunikasi dan mediasi antara suatu lembaga dengan publiknya. Di sisi lain, fungsi media relations yang berjalan baik sangat bermanfaat bagi aktivitas lembaga karena pihak media memberi perhatian pada isu-isu yang diperjuangkan.
Mengapa Institusi Melakukan Hubungan dengan Media?
a.              Media dianggap memiliki peran sebagai perpanjangan tangan untuk berbicara dengan publik, sehingga publik dapat mengetahui aktivitas institusi.
b.             Media dinilai dapat membantu institusi dalam menosialisasikan kebijakan kepada masyarakat luas.
c.              Media dapat dimanfaatkan untuk membangun citra positif institusi di mata publik.
d.             Media dapat digunakan sebagai alat promosi institusi.
e.              Institusi dapat lebih dikenal (menjadi terkenal) di mata publik jika diberitakan oleh media.
Namun demikian, menurut Iriantara (2005), bukan berarti media relations officer melihat media massa sebagai alat. Keberadaan alat hanyalah ketika ia dibutuhkan, padahal bagi lembaga, media adalah mitra kerja. Demikian pula bagi media, lembaga adalah sumber informasi berita yang tidak pernah kering untuk dieksplorasi. Dengan kata lain, ada simbiosis mutualisme yang terbangun di antara keduanya. MRO dapat menjalankan tugasnya karena ada media, sementara media pun memperoleh informasi yang diperlukan karena ada MRO yang memasok kebutuhan informasi tersebut.
Menurut Eduard Depari sebagaimana dikutip oleh Soemirat dan Ardianto (2004: 125), baik PR maupun pers sama-sama bergerak di bidang bisnis komunikasi. Kedua belah pihak mempunyai kepentingan dan kepedulian yang sama terhadap informasi. Aktivitas PR dan pers tetap didasarkan pada prinsip yang sama, yakni sebagai mediator yang menjembatani kepentingan pihak yang saling berinteraksi karena informasi yang disalurkan terkait dengan kegiatan mereka.
Tentunya, dalam kaitan ini, lembaga harus menunjukkan suatu reputasi agar dapat dipercaya media. Misalnya selalu menyiap­kan bahan-bahan informasi akurat di mana dan kapan saja diminta. Ini dapat dilakukan lembaga dengan memasok informasi yang baik. Misalnya menggelar kongerensi pers secara periodik, pengiriman press release yang baik sehingga hanya sedikit memerlukan penulisan ulang atau penyuntingan.

CONTOH KASUS
Di sini, kami mengambil perusahaan XL sebagai perusahaan yang melakukan media relation. Adapun hal hal yang dilakukan oleh pihak XL dalam melakukan media relation adalah :
a.             Media Gathering
Media gathering merupakan ajang apresiasi XL kepada media masa atas kerja sama dan dukungan media terhadap perusahaan. Kegiatan seperti ini, sudah menjadi agenda rutin XL. Acara ini digelar dua kali dalam setahun, ini berlaku untuk media Nasional dan Regional/daerah. Melalui acara seperti ini, pihak XL dapat membangun suatu kedekaatan dengan para Media (wartawan). Dalam kegiatan ini media dimanjakan dengan berbagai kegiatan –kegiatan yang menarik seperti acara Outbond dan berbagi pengetahuan tentang  industri Telekomunikasi (Media Nasional). Sedangkan untuk Media Regional XL mengajak mereka untuk menyaksikan pameran ICS di JHCC dan jalan –jalan sambil memperkenalkan  secara jelas  tentang XL dan berbagi pengetahuan tentang Industri Telekomunikasi (memberikan pembelajaran) disertai dengan kegiatan Outbond untuk memeriahkan cara dan menjalin keakraban. Dengan begitu, keakraban akan terjalin dan apabila kedekatan ini sudah terjalin maka akan memudahkan Pihak XL dalam mempublikasikan dan mensosialisasikan informasi kepada pelanggan melalui Wartawan. 
b.             Mengadakan Pertemuan Informal dengan Para Media
Cara ini bertujuan untuk membangun kedekatan secara personal dengan para wartawan yang tidak terikat oleh suatu kekakuan. Pertemuan seperti ini sifatnya santai, sehingga dapat mempermudah pendekatan  ke arah yang lebih akrab sehingga akan tumbuh suatu bentuk kerja sama yang baik. Di sini seorang PR deperlukan Teknik Lobby yang bagus, karena pendekatan informal ini lebih efektif dibandingkan  pendekatan secara Formal. 
c.         Entertainment Atau Aktivitas Apresiasi
Pihak XL mempunyai strategi untuk tetap menjaga  hubungan dengan wartawan. Salah satunya adalah pihak XL mempunyai tingkat kepedulian yang tinggi terhadap media. Apabila ada media atau wartawan yang berulang tahun, XL selalu mengirimkan kue ulang tahun, dan pengisian pulsa atau pembayaran pulsa untuk kartu  pascabayar. Tidak hanya itu, tetapi XL juga selalu memberikan hadiah pada saat orang media menikah dan menyambut kelahiran, atau memberikan sumbangan dana bagi wartawan yang mengalami kedukaan atau sakit.
d.             Mengadakan Acara XL Award (Program Rangkaian Ulang Tahun XL) yang Merupakan Kegiatan Rutin XL
Biasanya, acara XL award ini dilaksanakan dalam rangka perayaan ulang tahun XL, dan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin XL. Selain itu, acara ini merupakan salah satu bentuk untuk membina hubungan baik dengan para wartawan dengan menggelar lomba menulis antar wartawan nasional. Selain menggelar lomba menulis antar wartawan, XL juga mengadakan kompetisi futsal dan biliard antar wartawan, dan ini merupakan program reward untuk wartawan atas kerjasama selama ini dengan XL.
e.              Mensponsori Kegiatan Media dan Kunjungan Media
Bentuk media relation dari XL yang lain adalah menjadi sponsor dalam kegitan media seperti acara kekaryawanan, seminar, dll. selain itu, XL juga melakukan kunjungan media, di antaranya, kunjungan menejemen XL ke beberapa media besar yang menjadi target perusahaan. Pada kunjungan ini dilakukan perkenalan menejemen XL dan diskusi tentang Industri Telekominikasi. Program ini dilaksanakan dalam satu tahun lima kali kunjungan.
f.              Press Conference
Press conference XL merupakan Ajang pertemuan dengan para wartawan sehubungan dengan adanya suatu informasi penting baik mengenai produk, layanan dan kebijakan yang akan disampaikan XL kepada stakeholdernya . 










BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1     Simpulan
Hubungan media melibatkan bekerja dengan berbagai media untuk tujuan menginformasikan publik misi organisasi, kebijakan dan praktek dalam cara yang positif, konsisten dan kredibel.
Biasanya, ini berarti koordinasi langsung dengan orang yang bertanggung jawab untuk memproduksi berita dan fitur di media massa. Tujuan hubungan media adalah untuk memaksimalkan cakupan positif di media massa tanpa membayar untuk itu secara langsung melalui iklan.
Komunikasi yang efektif haruslah dimiliki oleh seorang public relations. Peran dari komunikasi yang disampaikan seorang public relations harus mempunyai kesamaan makna dari pesan atau berita yang akan disampaikan.
Dalam berkomunikasi, seorang PR mengetahui beberapa hal yang harus selalu diingat, diperhatikan, dan dilakukan dalam kegiatan PR. Kegiatan PR dilakukan dengan menggunakan komunikasi interpersonal atau komunikasi massa dengan penggunaan media publisitas, khususnya televisi yang dirasa lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan atau informasi.
Penggunaan media publisitas tersebut khususnya televisi mempunyai hubungan dengan kegiatan PR itu sendiri, di mana PR dapat memberikan berita atau informasi kepada khalayak secara luas.
Televisi sudah lama dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan PR dalam menyampaikan pesan. Walaupun dalam penggunaannya, televisi mempunyai kekurangan dan kelebihan dalam masalah penyiaran sehingga membuat seorang PR melakukan pemilihan pada tahap penyampaian berita atau informasi.





3.2     Saran
Melihat perkembangan komunikasi yang semakin meningkat, membuat seorang public relations harus dapat berkomunikasi dengan baik. Komunikasi yang digunakan, baik dengan menggunakan komunikasi interpersonal maupun dengan menggunakan komunikasi massa melalui media televisi.
Dalam proses komunikasi, diharapkan seorang public relations dapat mengetahui kondisi atau situasi, tempat, dan lain sebagainya agar pesan atau berita yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik dan terjadi kesamaan makna.
Seorang public relations, diharapkan dapat mengidentifikasi hubungan yang terjadi antara public relations dengan media publisitas, khususnya media televisi yang dianggap lebih efektif dan efisien dalam penyampaian informasi.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Novita Sari - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -