Media Relation
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Praktisi PR menggunakan huruf, ucapan,
gambar dan kombinasi dari semua bentuk komunikasi. Mereka menggunakan baik itu
media yang bisa dikontrol oleh mereka maupun tidak, untuk berkomunikasi dengan
banyak publik organisasi. Ketika seorang PR melakukan komunikasi kepada publik,
ia harus menggunakan media. Untuk itu, seorang PR harus mampu menjalin hubungan
baik dengan media.
Media
merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan informasi kepada publik, berbagai
masalah yang berhubungan dengan masyarakat luas diberitakan oleh media. Segala
pilihan media yang ada, akan memudahkan masyarakat untuk menikmati dan
mengakses sesuai dengan kebutuhan masing-masing, termasuk mencari informasi
yang berkembang secara cepat dan aktual. Banyak hal yang terdapat atau yang
akan dibahas pada kerjasama sebuah humas dengan wartawan atau media dan
bagaimana hubungan keduanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dan konsep dari media relations?
2. Apa
tujuan membangun hubungan dengan wartawan dan Public Relation
3. Apa
saja media di luar public relations?
4. Bagaimana
peranan media sosial online dalam membantu kinerja seorang public relations?
5. Bagaimana
langkah dan strategi menjalin hubungan dengan wartawan/media pers ?
6. Bagaimana
hubungan media relations dengan perusahaan?
1.3
Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian dan konsep dari media relations
2. Menjelaskan
tujuan membangun hubungan dengan wartawan dan public relations
3. Menjelaskan
mengenai media di luar public relations
4. Menjelaskan
peranan media sosial online dalam membantu kinerja seorang public relations
5. Menjelaskan
langkah dan strategi menjalin hubungan dengan wartawan/media pers
6. Menjelaskan
hubungan media relations dan perusahaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Konsep Media Relations
Frank
Jefkins menjelaskan yang dimaksud dengan Media Public Relations adalah Usaha
untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau
informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi
khalayak dari organisasi atau perusahaan
yang bersangkutan (2000:98).
Yosal
Iriantara (2005:32) mengartikan media relation merupakan bagian dari public
relation eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media
massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan public untuk mencapai
tujuan organisasi.
Dengan
demikian, bisa dikatakan bahwa perusahaan mengunakan media massa sebagai medium
penyampai pesan dan pencitraan kepada publik.
Semakin
banyak akses yang didapat publik dari media massa berkaitan dengan produk atau
layanan yang diberikan oleh perusahaan, maka diharapkan semakin besar tingkat
kepercayaan publik.
Fungsi media
relations adalah meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan
publik, meningkatkan point of selling, membantu perusahaan keluar dari
komunikasi krisis, dan meningkatkan relasi dari beragam publik.
2.2 Tujuan Membangun Hubungan Dengan Wartawan
Bila suatu perusahaan menjalankan program
media relation, pada umumnya adalah perusahaan yg sangat membutuhkan dukungan
media massa dalam pencapaian tujuan organisasi, cecara rinci tujuan media
relation menurut Rachmadi dan Diah Wardani :
1.
Untuk
memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta lembaga
2.
Untuk
memperoleh tempat dalam pemberitaan media
3.
Untuk
memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan organisasi
4.
Mewujudkan
hubungan yg stabil dan berkelanjutan yg dilandasi oleh saling percaya.
2.2.1 Manfaat Media
Relation
Hubungan yg tercipta baik antara organisasi dg
media yg diwakili oleh praktisi PR diharapkan akan lebih positif, sehingga akan
terlihat manfaat dari adanya media relations, Yaitu:
1.
Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab
organisasi dan media massa
2.
Membangun
kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati, menghargai,
kejujuran serta kepercayaan
3.
Penyampaian
informasi yg akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi public.
2.2.2 Peranan
Media Relation
Sebagai
bagian dari manajemen perusahaan/organisasi, PR berorientasi pada aktivitas
yang dilakukan oleh industri, perusahaan, perserikatan, organisasi sosial, atau
jawatan pemerintah, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan
bermanfaat dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan
memperkenalkan diri pada masyarakat.
Minimal
ada dua fungsi utama PR yang utama dalam masyarakat. Pertama, PR bertujuan
mendapatkan dan menambahkan penilaian serta jasa bagi masyarakat. Kedua, secara
defensif berusaha menjadi sarana pembelaan diri terhadap pendapat negatif
tatkala menerima penyerangan yang tidak wajar dari pihak luar.
Pada
tataran praksisnya, implementasi PR mengarah pada tiga bidang kerja, yakni
marketing, publishing dan dokumentasi. Pada dua bidang marketing dan publishing
mungkin memang demikian fungsi PR.
Adapun
kewajiban PR adalah melaksanakan kebijakan manajer perusahaan dalam
memperkenalkan produk barunya dan mempengaruhi masyarakat. Sedangkan terhadap
pihak internal perusahaan, PR mempunyai kewajiban memberikan penjelasan tujuan
dari setiap kebijakan agar semua pihak merasa terpanggil dan mau menyukseskan
program perusahaan sesuai dengan visi manajer yang akan memakai barang atau
jasa (produksi) yang baru.
Dari
sini terlihat, PR mempunyai dua arah komunikasi. Dari dua arah ini, tugas
terberat PR adalah keberhasilannya mewujudkan hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan masyarakat melalui sarana yang positif berupa, public
understanding (pengertian publik), publik confidence (kepercayaan publik),
public support (dukungan publik) dan public cooperation (kerja sama publik).
Lekatnya
bidang PR dengan dunia komunikasi, secara otomatis mengarahkan proses
komunikasi PR berhadapan dengan dua bentuk hubungan yang berbeda strateginya,
yakni hubungan secara psikologis dan hubungan sosiologis dengan publik.
Yang
pertama, kegiatan PR dihadapkan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan
opini masyarakat dan proses persuasi. Sementara yang kedua dihadapkan pada
masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi massa, human relations dan
group relation.
Media relation sebagai bagian dari PR tentu
saja mengikuti langkah-langkah standar PR. Standar kegiatan atau proses PR
meliputi:
1.
Pengumpulan
fakta (fact finding), dengan cara penelitian
2.
menganalisis
pemberitaan media (trend analysis)
3.
merumuskan
permasalahan berdasarkan hasil penelitian atau kajian.
4.
Perencanaan
dan penyusunan program, berdasarkan permasalahan yg sudah dirumuskan
5.
Menjalankan
rencana dg tindakan komunikasi
6.
Evaluasi
terhadap semua rangkaian kegiatan dan program PR
Dalam lingkup bidang kerja Media Realtion tentu saja ada
kegiatan-kegiatan yg dilakukan untuk melakuakan bidang kerja yg lain, misalnya
untuk mencapai sasaran community relation, costumer relation atau investor
relation.
Dibawah ini merupakan fungsi Media Relation,
Menurut Glen dan Denny Griswold :
1.
Menilai
sikap public terhadap organisasi
2.
Mengindentifikasikan
kebijakan & prosedur individu / organisasi terhadap kepentingan public
3.
Menjalankan
program tindakan untuk meraih pengertian dan pengakuan public
John Vivian (2008,344) memberiakan perhatian
khusus pada posisi media relation, bahwa PR memiliki tiga tanggung jawab
fungsional yg berkaitan dg fungsi media relation:
1.
Relasi
Eksternal.
Komunikasi yang dijalin dengan kelompok orang-orang diluar perusahaan,
konsumen, dealer, supplier, tokoh masyarakat, orang-orang pemerintahan.
2.
Relasi
Internal.
Komunikasi yang dikembangkan untuk menjaga hubungan optimal antara karyawan,
manajer, serikat pekerja, pemegang saham, dan kelompok internal lainnya.
3.
Relasi
Media.
Komunikasi yang dilakukan perusahaan dengan media massa.
2.3 Media di luar Public Relations
1.
Media pers (press)
Media ini terdiri dari berbagai macam koran yang beredar di masyarakat
secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan
internasional, koran-koran gratis, majalah-majalah, yang diterbitkan secara
umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku
petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan tahunan dari berbagai
lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
2.
Radio
Kategori ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang berskala lokal,
nasional hingga internasional baik yang dipancarkan secara luas maupun yang
dikemas secara khusus.
3.
Televisi
Televisi sebagai media PR tidak hanya
televisi nasional atau regional tapi juga televisi internasional, termasuk pula
sistem-sistem teletex.
4.
Jurnal Eksternal
Proporsi keberadaan jurnal eksternal
hanya 15 persen dari jurnal internal. Tapi, di Amerika Serikat media ini sudah
menjadi alat utama humas sejak pertengahan abad kesembilan belas. Jurnal
eksternal yang pertama diterbitkan oleh Singer company ( perusahaan pembuat
mesin jahit yang pertama di dunia). Jurnal eksternal tersebut sengaja di buat
untuk para pemakai mesin jahit. Kemunculan jurnal itu selanjutnya menjadi
bagian dari sejarah humas universal.
Jurnal Eksternal tidak harus
diartikan semata-mata sebagai suatu bentuk terbitan tentang suatu perusahaan
yang dibagikan kepada pihak-pihak luar. Pihak luar tidak akan tertarik
dengan masalah - masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi. Apalagi dewasa
ini pilihan bacaan sudah demikian banyak, termasuk majalah -majalah prestisius.
Majalah -majalah seperti itu jelas lebih menarik untuk dibaca daripada
sekedar terbitan yang mengisahkan berbagai keributan yang terjadi di suatu
organisasi. Jadi, sama halnya dengan majalah atau terbitan umum, jurnal
eksternal harus dibuat sedeikian rupa sehingga dapat menjangkau khalayak yang
dituju.
Bila dibandingkan dengan pihak
internal, pihak eksternal tentu saja lebih bermacam -macam. Oleh karena itu,
suatu perusahaan perlu menetapkan lebih dahulu siapa khalayak pembaca dari
jurnal eksternal yang hendak diterbitkannya. Pihak-pihak yang sering menjadi
khalayak pembaca jurnal eksternal adalah sebagai berikut;
1.
Para distributor:
Mereka ini perlu mendapatkan jurnal eksternal dalam rangka pengakraban
hubungan, menddik mereka bagaimana caranya menggunakan produk atau jasa
perusahaan dengan baik, membantu mereka menjalankan operasi usahanya secara
lebih efisien serta memberi petunjuk bagi mereka bagaimana mempromosikan
penjualan.
2.
Para pengguna dan konsumen:
Mereka juga perlu mendapat jurnal eksternal agar lebih mengetahui keunggulan
dan tata cara pemakaian produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk
produk yang berupa komponen atau bahan baku maka pihak-pihak yang merupakan
penggunanya adalah para perakit, formulator, serta para produsen sekunder.
3.
Patron:
Yang dimaksud patron disini adalah pihak-pihak yang secara tidak langsung
berhubungan dengan operasi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan, namum
mereka memiliki kaitan-kaitan tertentu dan potensi yang penting.
4.
Para pemimpin atau pencipta
pendapat umum: karena mereka sangat
berpengaruh,mereka perlu diberitahu mengenai sejarah, kebijaka, prestasi, karya
riset, dan berbagai aspek lainnya dari suatu organisasi. Dengan cara demikian
diharapkan mereka akan memiliki pendapat yang baik mengenai organisasi tadi.
5.
Calon konsumen :
Contoh calon konsumen adalah anak-anak. pesan-pesan mengenai kesehatan,
ketertiban, dan sebagainya dapat disampaikan melalui komik atau majalah
anak-anak.
Sejauh
mana sebuah media dibaca,dinikmati,dan menimbulkan pengaruh perlu diketahui
untuk memperthankan atau meningkatkan kualitasnya.hanya saja, pengukuran secara
tepat agak sulit dilakukan. Meskipun demikian, ada beberapa cara yang biasa
ditempuh guna mengukur sejauh mana suatu media telah berhasil menyentuh para
pembacanya. Antara lain adalah sebagai berikut;
a. Survei
pembaca: Pada survei ini para pembaca diminta mengisi suatu
kuesioner serta menyertakan pendapatnya mengenai suka atau tidak sukanya
mereka terhadap suatu media.
b. Kompetisi:
Jika suatu majalah sering mendapat saingan dari ”muka-muka” baru yang ingin
menampilkan sosok atau liputan sejenis, itu menunjukan majalah tadi cukup
menarik dan diminta pembaca.
c. Surat-surat
pembaca: Dipublikasikan atau tidak, jumlah surat pembaca
dapat menunjukan sejauh mana mereka menaruh minat dan perhatian atas suatu
jurnal.
d. Respon
terhadap iklan: Apabila produk-produk yang diiklankan
di suatu majalah mengalami lonjakan angka penjualan maka minat dan kepercayaan
masyarakat terhadap majalah itu tinggi.
e. Pengutipan
artikel: apabila suatu jurnal sudah memiliki jangkauan yang
cukup luas dan dipercaya maka berbagai aritkel yang dimuatnya akan sering kali
dikutip dan dimanfaatkan secara luas.
f. Dampak:
Yang dimaksud dengan dampak disini adalah hasil-hasil nyata dari usaha humas
yang dilakukan melalui jurnal eksternal.
4.
Media
Audio-visual
Ini
merupakan salah satu kemajuan penting didunia media yang harus diperhatikan
oleh para praktisi humas. Tidak seperti pers, radio,dan televisi, perangkat
audiovisual adalah suatu media yang bercakupan terbatas yang dimiliki dan
sepenuhnya dikendalikan oleh pihak tertentu yang diarahkan kepada
khalayak yang bersifat terbatas pula. Penerapan sistem ini memerlukan sejumlah
lembaga pendukung,seperti perpustakaan film (dalam kaset-kaset video) yang
sanggup menyimpan, memelihara, serta mendistribusikan kaset-kaset rekaman
tersebut kepada khalayak.
Sebelum
membuat media audiovisual, kita terlebih dahulu menentukan apa tujuannya, siapa
khalayaknya, seberapa jauh jangkaunnya, dan bagaimana caranya khalayak tersebut
ditentukan.
1.
Tujuan:
Audiovisual adalah salah satu alat untuk menjangkau khalayak dalam rangka
mengkomunikasikan pesan khusus demi mencapai tujuan-tujuan tertentu.
2. Khalayak: Apakah
informasi yang disajikan melalui audiovisual dan gaya penyajiannya sudah cocok
dengan khlayak yang ehndak dituju? Apakah pernik-pernik teknis perlu diuraikan
kepada khalayak? Bisakah urainnya dibuat sesederhana mungkin tanpa mengurangi
maknannya? Setiap jenis khalayak memerlukan perlakuan yang tentu saja
berlainan.
3.
Masa liputan: Jika media audiovisual hendak dipakai
dalam waktu lama maka selama berlangsungnya proses perekaman, hal-hal yang
terkait dengan waktu perlu dihindari, misalnya saja, kita tengah merekam
kehidupan sehari-hari di suatu organisasi maka hal-hal seperti mode
pakaian, bentuk kendaraan, dan berbagai hal lainnya yang identik dengan
suatu kurun waktu atau periode tertentu hendaknya dijauhi.
5. Literatur
Edukatif ( bisa dalam bentuk Laporan, Majalah, Surat Kabar)
Berbeda
dari literatur penjualan, literatur edukatif adalah semua bahan cetakan yang
dibuat untuk menjelaskan atau mendorong digunakannya suatu produk
atau jasa pelayanan, atau berbagai manfaat dan nilai dari produk tadi. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah lembaran resep dan buku masakan yang khusus
di terbitkan menyertai sebuah produk. Kita sering menemukan lembaran seperti
ini pada produk mentega atau minyak goreng. Produk pestisida biasanya juga
disertai dengan petunjuk-petunjuk cara nerawat tanaman,dan ada juga beberapa
produk tertentu (buku agenda) yang disertai dengan sisipan peta
6. Komunikasi
Lisan
Penyampaian
suatu uraian secara lisan, mungkin juga dengan didukung oleh peralatan
audiovisual, merupakan salah satu kegiatan humas yang penting. Beberapa
organisasi bahkan telah memperkerjakan para pembicara secara permanen dan
diserahi tugas khusus untuk menyampaikan penjelasan mengenai
organisasinya di berbagai club dan perkumpulan masyarakat. Ada pula perusahaan
yang menyewa pembicara dari luar secara freelance. Tapi akan lebih baik jika
pembicara tersebut merupakan salah seorang pegawai atau orang dalam organisasi
yang benar-benar menegetahui seluk beluknya
7. Pameran
Humas
pameran
adalah pelaksana fungsi-fungsi humas melalui penyelenggaraan pameran atau
ekshibisi. Pada umumnya, pameran dagang atau pameran-pameran yang terbuka untuk
umum merupakan suatu media ikaln,karena tujuan penyelenggaraan pameran
tersebut adalah untuk memperkenalkan suatu produk kepada ,masyarakat agar
mereka lantas tertarik, kemudian membelinya.Sebenarnya, kegiatan humas juga
dapat memanfaatkan acara pameran untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dan yang
tidak kalah pentingnya adalah hal yang sebaliknya, yakni kegiatan-kegiatan
humas tersebut juga bermanfaat menunjang keberhasilan dari suatu
penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Acara promosi lewat pameran akan lebih
berhasil memikat para konsumen jika acara itu disertai program humas. Dengan
demikian,terdapat keterkaitan yang sangat erat antara kegiatan humas dan acara
pameran. Pameran juga merupakan satu-satunya media periklanan yang menyentuh
semua pancaindra; mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit
8. Seminar
Guna
menunjang penggunaan berbagai media yang telah diuraikan di atas (misalnya
audiovisual atau komunikasi lisan), ada baiknya jika suatu perusahaan
menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak. Bentuk pertemuan itu
bisa berupa seminar atau konfermasi. Penyelenggaraan suatu konferensi kehumasan
mirip dengan penyelenggaraan resepsi pers. Bedanya,waktu penyelenggaraan
konferensi humas lebih lama(paling tidak satu hari penuh), melibatkan
lebih banyak peserta atau tamu, programnya lebih ekstensif (melibatkan sejumlah
pembicaraan dan harus didukung dengan peralatan audiovisual yang baik), dan
tentu saja memerlukan biaya yang lebih banyak. Pos pengeluaran yang cukup besar
antara lain harus dialokasikan untuk penyewaan ruangan atau gedung yang cukup
refresentatif dan untuk pembayaran katering
9. Sponsor
Sponsor
adalah penyediaan dukungan finansial untuk suatu acara, subjek, kegiatan,
lembaga, atau individu yang dianggap memang pantas menerimanya. Cikal bakalnya
bermula dari patronage, yakni perlindungan serta penyediaan bantuan dana
oleh para bangsawan dan hartawan kepada para artis dan musisi. Beethoven dan
Mozart takkan sanggup berkarya tanpa adanya patronage yang membebaskan mereka
dari tekanan kemiskinan. Demikian pula dengan Leonardo Da Vinci, yang takkan
leluasa berkarya tanpa adanya bantuan dan perlindungan dari Duke of Milan. Di
masa-masa berikutnya, para miliarder industrialis ternama seperti Tate,
Carnegie, Ford, dan Morris menghibahkan sejumlah besar uangnya untuk mendirikan
yayasan atau lembaga-lembaga pemberi sponsor
2.4 Media Sosial Online
Dalam
buku Cracking Zone (Rhenald Kasali), dipaparkan sebuah studi
dari lembaga riset Ericsson yang menyebutkan bahwa salah satu alasan masyarakat
Indonesia begitu gandrung dengan teknologi mobile adalah bahwa teknologi ini
digunakan sebagai sarana untuk menguatkan bisnis. Jika dulu banyak perusahaan
yang antipati terhadap adanya sosial media, karena dianggap dapat menurunkan
produktifitas perusahaan, maka akhir-akhir ini trennya justru sebaliknya,
banyak perusahaan mulai mengikuti arus perubahan ini.
Setidaknya ada beberapa alasan yang
mendasari beberapa perusahaan mulai masuk ke dalam sosial media, antara lain
adalah:
1.
Mampu meningkatkan hubungan antara
perusahaan dengan konsumen. Seperti dikatakan
diatas, sosial media mampu merubah gaya komunikasi menjadi lebih interaktif dan
partisipatif, hal ini menyebabkan hubungan antara perusahaan dengan konsumennya
menjadi lebih intens, lebih personal dan setara (horisontal). Media sosial
memungkinkan konsumen untuk berkomentar langsung dengan apa yang sedang
dilakukan atau yang sedang terjadi dengan perusahaan tersebut. Dengan
menciptakan satu akun atau fanpages di Facebook atau bisa juga dengan sebuah
akun Twitter, sebuah brand bisa berkomunikasi dengan konsumen dengan mudah dan
dekat. Seperti yang dilakukan oleh SoyJoy dengan program SoyJoy Healthylicious
di twitter yang memungkinkan adanya percakapan secara kontinu antara brand
dengan konsumen dan konsumen dengan konsumen lainnya.
2. Mampu mempercepat proses pembuatan
keputusan. Dengan melemparkan sebuah topik atau survey akan
sesuatu, maka konsumen dapat memberikan pendapatnya akan sesuatu tersebut
dengan cepat, sehingga memudahkan untuk dapat membuat keputusan secara cepat.
Sebagai contoh, Adrie Subono pemilik Java Musikindo, melalui akun twitternya seringkali
melemparkan sebuah gagasan tentang event yang akan diadakan sehingga membuat
para followernya ikut memberikan pendapat-pendapatnya.
3. Meningkatkan brand awareness dan user
engagement. Dengan sosial media, maka sebuah brand
mampu mengumpulkan komunitas-komunitasnya dalam satu wadah tertentu, hal ini
tentu saja akan memudahkan brand untuk melakukan promosi atau sekedar untuk
berinteraksi dengan konsumen. Sebagai konsumen pun merasa semakin dilibatkan
dalam berbagai hal, karena suaranya semakin mudah terdengar. Salah satu
pemanfaatan sosial media untuk peningkatan brand awareness dan user engagement
adalah dengan pembuatan Facebook fanpages. Akun Facebook Groovy Nations
digunakan sebagai media untuk menampung komunitasnya dan sebagai media promosi.
4. Memudahkan viral marketing. Sebuah
riset menyebutkan bahwa per Januari 2011 sebanyak 53% tweet adalah sebuah
re-tweet. Hal ini dapat diartikan bahwa sebuah ide dapat berkembang lebih cepat
dengan melemparkan ide tersebut di ranah twitterland. Sour Sally membuat
satu tweet lewat akunnya tentang informasi diskon yang berlangsung dan tweet
tersebut langsung menyebar sampai ribuan kali re-tweet.
5. Menurunkan biaya. Sosial
media meningkatkan efisiensi dari perusahaan, antara lain mengurangi biaya
komunikasi karena dengan sosial media setiap user adalah “juru bicara”, dapat
juga mengurangi biaya riset karena sosial media memudahkan untuk melakukan
survey langsung kepada konsumen dan mendapatkan masukan langsung dari konsumen.
Sekarang
ini kehidupan kita sudah merupakan era sosial media, yang dimana menggunakan
sistem dengan cara pelan tapi pasti dan telah memaksa banyak perusahaan untuk
mengubah cara mereka berkomunikasi. Pada saat ini mulai ramai dan banyaknya
penggunaan media sosial (facebook) dan forum mau tidak mau memaksa perusahaan
untuk meningkatkan model berkomunikasi. Facebook sebagai media sosial merupakan
hal yang biasa dan selalu berkaitan dengan aktifitas kita terutama pada
kehidupan sosial dan pengguna internet. Sifatnya yang interaktif dan sangat mendukung
dengan mempermudah koreksi di antara para penggunanya yang menghasilkan
jaringan yang lebih populer dan secara efektif yang bertujuan untuk
menghancurkan otorisasi dari media massa tendensi.
Apakah Public Relations
(PR) Membutuhkan Media Sosial?
Public
Relations merupakan sebuah profesi yang sudah ada sejak dulu. Ilmu PR sudah
tertata begitu bagus dan mapan, serta diajarkan di berbagai Perguruan Tinggi,
yaitu di Jurusan Komunikasi. Namun, ilmu-ilmu yang sudah mapan itu kini harus
diperbarui dengan adanya media sosial, misalnya seperti facebook dan twitter.
Media internet membuat kerja praktisi PR masa kini mengalami perubahan yang
sangat luar biasa. PR masa kini bukan hanya harus handal berhubungan dengan
masyarakat, termasuk media, tetapi juga dituntut untuk mnguasai hubungan
langsung dengan konsumen, dan karakter konsumen dalam dunia maya sudah pasti
tidak sama dengan karakter jurnalis, media atau industri media, atau karakter
yang standar.
Untuk
konsumen yang sering online dalam media sosial sekarang tidak butuh bahasa yang
formal atau dengan siaran pers. Akan tetapi yang mereka butuhkan adalah jubir
perusahaan yang mengerti kebutuhan mereka dan sekaligus merespon keluhan mereka
secara langsung dengan cepat. Seorang konsumen juga membutuhkan praktisi PR
yang bisa berinteraksi langsung dengan konsumen dan melakukan percakapan atau
tanya jawab. Karena konsumen bebas berpendapat di internet. Produk yang
mengecewakan tidak mudah ditutupi dengan strategi PR tradisional. Selain itu
perilaku konsumen juga berubah dengan adanya media sosial. Hal ini juga berpotensi membuat pusing banyak
praktisi PR yaitu kecepatan perubahan standar di dalam media sosial. Sekarang
ini yang memusingkan para praktisi PR adalah perilaku konsumen di setiap media
sosial juga berbeda-beda, tergantung pada fitur andalannya. Maka dari itu
praktisi PR juga harus berusaha melawan kencangnya laju perkembangan media
online di media sosial.
Pada
jaman modern seperti sekarang sudah tidak mengherankan apabila banyak lowongan
pekerjaan untuk posisi sebagai PR, terutama pada bagian konsultan, dan ditambah
juga dengan pemilihan yang terbaik secara familiar dengan media sosial maupun
media online. Apabila ingin terjun dalam dunia PR dan ingin menjadi seorang PR
pada jaman modern masa kini, maka harus memiliki kompetensi dalam tiga bidang,
diantaranya yaitu:
a. Komunikasi
Komunikasi
merupakan keahlian yang wajib, yang dimaksud disini bukan hanya ditekankan pada
kemampuan untuk menulis berita, membuat siaran pers, dan juga berhubungan
dengan media. Komunikasi ini merupakan kemampuan seseorang untuk menulis dalam
sebuah media sosial dan media online dengan karateristik bahasa gaul dan
sebagaimana sangat menarik, sehingga konsumen tertarik. Selain hal itu,
kemampuan komunikasi bukan hanya pandai menulis dengan baik, tetapi juga harus
mampu berinteraksi dengan konsumen.
b. Pemasaran
(Marketing)
Seorang
PR pada akhirnya juga harus mengerti mengenai konsep-konsep pemasaran. Apabila
PR harus bertatap muka langsung dengan konsumen, maka penguasaan ilmu diperluas
dengan ilmu pemasaran. Pada era media sosial ini, batasan antara peran PR dan
pemasaran semakin buruk. Maka dari itu, seorang PR juga harus pandai
menganalisa standar mana yang ada di internet dan dimana mereka harus terjuni.
Seorang PR harus bisa belajar mengenai perilaku konsumen di media sosial dan
media online, dan bagaimana juga caranya untuk mendekati seorang konsumen.
c. Teknologi
Media
Pada
akhirnya seorang PR juga harus update dengan teknologi terbaru. Mereka harus
terus mengikuti perkembangan teknologi. Apabila sekarang maraknya media sosial
facebook, maka mereka juga harus terjun ke dalamnya biar lebih mengerti
bagaimana facebook itu. Yang dilakukan PR disini adalah mengetahui aplikasi apa
saja yang ada di dalam facebook yang dapat mendukung pekerjaan mereka.
2.5 Langkah Strategis Menjalin Hubungan dengan
Wartawan /Media Pers
Terdapat
beberapa jenis strategi yang digunakan dalam mensukseskan sebuah program
perusahaan. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis strategi yang
berkaitan dengan kegiatan media relation. Dalam membina hubungan baik dengan
wartawan, maka diperlukan sebuah strategi untuk mensukseskan kegiatan media
relation tersebut. Adapun beberapa strategi menjalin hubungan dengan wartawan
antara lain :
1. Jangan Sesekali Menutup Saluran Informasi
Kepada Pers
Menurut
Partao hukum ini tidak saja mengajarkan tapi juga mewajibkan kepada siapapun
yang berhubungan dengan pers, untuk membantunya bila mereka membutuhkan satu
atau lebih informasi tentang perusahaan kita. Hal ini tidak dapat ditawar-tawar
lagi, tugas pers adalah menyebaruaskan informasi yang berguna dan dibuuhkan
masyarakat. Sedangkan Iriantara menyebutnya dengan mengelola relasi. Strategi
mengelola relasi artinya menjalin dan mengelola relasi dengan media massa. Hal
ini bisa dibangun dalam bentuk relasi, yakni relasi tugas dan relasi pribadi.
Oleh
karena itu, pihak perusahaan harus memberikan informasi yang patut di publish
ke wartawan secara lengkap dan maksimal. Tidak hanya dalam hal memberi
informasi saja, melainkan hubungan komunikasi ini harus eap berjalan, walaupun
tidak ada informasi yang perlu di share ke wartawan, sehingga hubungan antara
wartawan dengan perusahaan akan menjadi akrab.
2. Melakukan Pendekatan yang Sistematis dan
Bijaksana
Menurut
Partao pendekatan ini perlu dilakukan dengan sistematis karena antara dua
profesi ini, terdapat dua latar belakang, kultural, visi dan misi yang berbeda.
Informasi yang keluar dari humas umumnya bersifat promosi dan berita yang
keluar harus positif. Beda dengan pers bahwa sesuatu yang berbeda, sesuatu yang
aneh, buruk, itulah berita. Pendekatan itu dilakukan dengan membangun sikap dan
kemampuan untuk menempatkan diri sebagai pelayan. Untuk mampu memberikan
pelayanan sebagaimana yang diharapkan itu, petugas PR atau siapapun yang
ditunjuk untuk melayani pers, harus menguasai benar apa yang menjadi tugas
pokok perusahaannya Ini dimaksudkan agar dapat melayani pers sesuai
kebutuhannya tetapi masih dalam batasbatas yang diizinkan. Pendekatan yang
berkelanjutan ini membawa manfaat adanya keterikatan batin dengan wartawan
sehingga hubungan menjadi harmonis. Hubungan seperti ini akan menghindarkan
hubungan yang sifatnya hubungan jual beli berita.
Disaat
butuh kehadiran wartawan, mereka diundang, setelah itu mereka dilupakan.
Sedangkan Iriantara tidak memasukan hal ini sebagai salah satu jenis strategi
humas. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan
selain akses komunikasi yang harus tetap dibina, seorang humas pun harus
memberikan pelayanan yang maksimal terhadap wartawan, tentunya masih dalam
batas –batas yang diizinkan. Pelayanan yang di maksud disini adalah
seorang humas harus dapat mengetahui secara jelas apa yang sedang dibutuhkan
oleh wartawan.
3. Mengembangkan Strategi
Menurut
Iriantara strategi ini untuk berkomunikasi dengan publik-publik yang menjadi
khalayak sasaran kegiatan komunikasi dan relasi satu organisasi melalui praktik
PR khususnya media relations. Dengan demikian, dalam mengembangkan strategi ada
beberapa hal yang mesti diperhatikan. Pertama-tama tentukan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki sumber daya organisasi, lalu memperhatikan pula peluang
dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi. Setelah itu mulai
memperhatikan dimensi teknis atau prinsip yang berkenaan dengan media relations.
Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah dimensi etis, karena etika bisa
melahirkan praktik yang bermartabat, menjalin relasi dan komunikasi demi
kemaslahatan bersama (mutual benefit). Sedangkan Partao tidak memasukkan
hal ini sebagai salah satu dari jenis srtategi humas. Berdasarkan uraian
diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan seorang humas harus selalu peka
terhadap lingkungan sekitar. Artinnya humas harus mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari perusahaan dan mengetahui peluang di lingkungan eksternal
perusahaan. Dengan begitu, dapat mempermudah humas dalam membuat sebuah
srategi dalam rangka mensukseskan kegiatan media relations.
4. Mengembangkan Jaringan
Menurut
Iriantara pengembangan jaringan merupakan aspek pokok dalam media relations
organisasi. Bagaimana mengembangkan jaringan tersebut, pada dasarnya
mempertanyakan posisi kita dalam sistem komunikasi yang ada pada masyarakat.
Salah satunya, memasuki organisasi-organisasi profesi atau memiliki kontak
dengan organisasi profesi. Dengan demikian, membuka dan memperluas jaringan
pada dasarnya merupakan bagian dari upaya kita untuk membangun dengan media
massa. Salah satu kuncinya dengan cara menjalin relasi melalui organisasi
profesi. Tidak terbatas pada organisasi profesi kehumasan saja namun juga
organisasi profesi media massa atau organisasi profesi lain. Sedangkan Partao
tidak memasukkan hal ini sebagai salah satu jenis strategi humas. Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan seorang humas harus dapat
terus membangun jaringan yang seluas-luasnya. Dengan memasuki
organisasi–organisasi profesi kehumasan atau yang lainnya, maka dapat
memperluas jaringan dalam membangun hubungan baik dengan media massa. Selain
kedua pendapat di atas, Ruslan (2003: 115) juga mengungkapkan ada beberapa
strategi hunas, dimana ”strategi ini dapat berdiri sendiri atau dapat dipadukan
yaitu strategi program pendekatan dengan cara merombak (change), jalur penekanan/
kekuasaan (pressure/power), jalur menbujuk (persuassive), dan taktik merangkul
(patronage).
2.6 Hubungan
dengan Kegiatan Perusahaan
Hubungan
antara praktisi PR dengan instansi media akan terjadi secara efektif jika
menggunakan strategi media relations yang tepat akan menimbulkan dampak yang
baik bagi perusahaan.
Pentingnya
media relations bagi sebuah organisasi tidak terlepas dari “kekuatan”
media massa yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada banyak khalayak,
namun lebih dari itu, media sebagaimana konsep dasar yang diusungnya memiliki
fungsi mendidik, memengaruhi, mengawasi, menginformasikan, menghibur,
memobilisasi, dsb. Dari sinilah media memiliki potensi strategis untuk memberi
pengertian, membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat, dan perilaku
sebagaimana tujuan yang hendak disasar Lembaga.
Menjalin
dan menjaga hubungan dengan media merupakan cara yang efektif untuk membangun,
menjaga, dan meningkatkan citra atau reputasi organisasi di mata stakeholder. Media
relations sangat penting artinya sebagai wujud komunikasi dan mediasi
antara suatu lembaga dengan publiknya. Di sisi lain, fungsi media relations
yang berjalan baik sangat bermanfaat bagi aktivitas lembaga karena pihak media
memberi perhatian pada isu-isu yang diperjuangkan.
Mengapa
Institusi Melakukan Hubungan dengan Media?
a.
Media
dianggap memiliki peran sebagai perpanjangan tangan untuk berbicara dengan
publik, sehingga publik dapat mengetahui aktivitas institusi.
b.
Media
dinilai dapat membantu institusi dalam menosialisasikan kebijakan kepada
masyarakat luas.
c.
Media
dapat dimanfaatkan untuk membangun citra positif institusi di mata publik.
d.
Media
dapat digunakan sebagai alat promosi institusi.
e.
Institusi
dapat lebih dikenal (menjadi terkenal) di mata publik jika diberitakan oleh
media.
Namun
demikian, menurut Iriantara (2005), bukan berarti media relations officer melihat
media massa sebagai alat. Keberadaan alat hanyalah ketika ia dibutuhkan,
padahal bagi lembaga, media adalah mitra kerja. Demikian pula bagi media,
lembaga adalah sumber informasi berita yang tidak pernah kering untuk
dieksplorasi. Dengan kata lain, ada simbiosis mutualisme yang terbangun di
antara keduanya. MRO dapat menjalankan tugasnya karena ada media, sementara
media pun memperoleh informasi yang diperlukan karena ada MRO yang memasok
kebutuhan informasi tersebut.
Menurut
Eduard Depari sebagaimana dikutip oleh Soemirat dan Ardianto (2004: 125), baik
PR maupun pers sama-sama bergerak di bidang bisnis komunikasi. Kedua belah
pihak mempunyai kepentingan dan kepedulian yang sama terhadap informasi.
Aktivitas PR dan pers tetap didasarkan pada prinsip yang sama, yakni sebagai
mediator yang menjembatani kepentingan pihak yang saling berinteraksi karena
informasi yang disalurkan terkait dengan kegiatan mereka.
Tentunya,
dalam kaitan ini, lembaga harus menunjukkan suatu reputasi agar dapat dipercaya
media. Misalnya selalu menyiapkan bahan-bahan informasi akurat di mana dan
kapan saja diminta. Ini dapat dilakukan lembaga dengan memasok informasi yang
baik. Misalnya menggelar kongerensi pers secara periodik, pengiriman press
release yang baik sehingga hanya sedikit memerlukan penulisan ulang atau
penyuntingan.
CONTOH
KASUS
Di
sini, kami mengambil perusahaan XL sebagai perusahaan yang melakukan media
relation. Adapun hal hal yang dilakukan oleh pihak XL dalam melakukan media
relation adalah :
a.
Media
Gathering
Media
gathering merupakan ajang apresiasi XL kepada media masa atas kerja sama dan
dukungan media terhadap perusahaan. Kegiatan seperti ini, sudah menjadi agenda
rutin XL. Acara ini digelar dua kali dalam setahun, ini berlaku untuk
media Nasional dan Regional/daerah. Melalui acara seperti ini, pihak XL
dapat membangun suatu kedekaatan dengan para Media (wartawan). Dalam kegiatan
ini media dimanjakan dengan berbagai kegiatan –kegiatan yang menarik seperti
acara Outbond dan berbagi pengetahuan tentang industri Telekomunikasi
(Media Nasional). Sedangkan untuk Media Regional XL mengajak mereka untuk
menyaksikan pameran ICS di JHCC dan jalan –jalan sambil memperkenalkan
secara jelas tentang XL dan berbagi pengetahuan tentang Industri
Telekomunikasi (memberikan pembelajaran) disertai dengan kegiatan Outbond untuk
memeriahkan cara dan menjalin keakraban. Dengan begitu, keakraban akan terjalin
dan apabila kedekatan ini sudah terjalin maka akan memudahkan Pihak XL dalam
mempublikasikan dan mensosialisasikan informasi kepada pelanggan melalui
Wartawan.
b.
Mengadakan
Pertemuan Informal dengan Para Media
Cara
ini bertujuan untuk membangun kedekatan secara personal dengan para wartawan yang
tidak terikat oleh suatu kekakuan. Pertemuan seperti ini sifatnya santai,
sehingga dapat mempermudah pendekatan ke arah yang lebih akrab sehingga
akan tumbuh suatu bentuk kerja sama yang baik. Di sini seorang PR deperlukan
Teknik Lobby yang bagus, karena pendekatan informal ini lebih efektif
dibandingkan pendekatan secara Formal.
c.
Entertainment Atau
Aktivitas Apresiasi
Pihak
XL mempunyai strategi untuk tetap menjaga hubungan dengan wartawan. Salah
satunya adalah pihak XL mempunyai tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
media. Apabila ada media atau wartawan yang berulang tahun, XL selalu
mengirimkan kue ulang tahun, dan pengisian pulsa atau pembayaran pulsa untuk
kartu pascabayar. Tidak hanya itu, tetapi XL juga selalu memberikan
hadiah pada saat orang media menikah dan menyambut kelahiran, atau memberikan
sumbangan dana bagi wartawan yang mengalami kedukaan atau sakit.
d.
Mengadakan
Acara XL Award (Program Rangkaian Ulang Tahun XL) yang Merupakan Kegiatan Rutin
XL
Biasanya,
acara XL award ini dilaksanakan dalam rangka perayaan ulang tahun XL, dan
kegiatan ini merupakan kegiatan rutin XL. Selain itu, acara ini merupakan salah
satu bentuk untuk membina hubungan baik dengan para wartawan dengan menggelar
lomba menulis antar wartawan nasional. Selain menggelar lomba menulis antar
wartawan, XL juga mengadakan kompetisi futsal dan biliard antar wartawan, dan
ini merupakan program reward untuk wartawan atas kerjasama selama ini dengan
XL.
e.
Mensponsori
Kegiatan Media dan Kunjungan Media
Bentuk
media relation dari XL yang lain adalah menjadi sponsor dalam kegitan media
seperti acara kekaryawanan, seminar, dll. selain itu, XL juga melakukan
kunjungan media, di antaranya, kunjungan menejemen XL ke beberapa media besar
yang menjadi target perusahaan. Pada kunjungan ini dilakukan perkenalan
menejemen XL dan diskusi tentang Industri Telekominikasi. Program ini
dilaksanakan dalam satu tahun lima kali kunjungan.
f.
Press
Conference
Press
conference XL merupakan Ajang pertemuan dengan para wartawan sehubungan dengan
adanya suatu informasi penting baik mengenai produk, layanan dan kebijakan yang
akan disampaikan XL kepada stakeholdernya .
BAB
III
SIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Simpulan
Hubungan media melibatkan bekerja dengan berbagai media
untuk tujuan menginformasikan publik misi organisasi, kebijakan dan praktek
dalam cara yang positif, konsisten dan kredibel.
Biasanya, ini berarti koordinasi langsung dengan orang yang
bertanggung jawab untuk memproduksi berita dan fitur di media massa. Tujuan
hubungan media adalah untuk memaksimalkan cakupan positif di media massa tanpa
membayar untuk itu secara langsung melalui iklan.
Komunikasi yang efektif haruslah dimiliki oleh seorang
public relations. Peran dari komunikasi yang disampaikan seorang public
relations harus mempunyai kesamaan makna dari pesan atau berita yang akan
disampaikan.
Dalam berkomunikasi, seorang PR mengetahui beberapa hal yang
harus selalu diingat, diperhatikan, dan dilakukan dalam kegiatan PR. Kegiatan
PR dilakukan dengan menggunakan komunikasi interpersonal atau komunikasi massa
dengan penggunaan media publisitas, khususnya televisi yang dirasa lebih
efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan atau informasi.
Penggunaan media publisitas tersebut khususnya televisi
mempunyai hubungan dengan kegiatan PR itu sendiri, di mana PR dapat memberikan
berita atau informasi kepada khalayak secara luas.
Televisi sudah lama dikenal masyarakat, sehingga memudahkan
kegiatan PR dalam menyampaikan pesan. Walaupun dalam penggunaannya, televisi
mempunyai kekurangan dan kelebihan dalam masalah penyiaran sehingga membuat
seorang PR melakukan pemilihan pada tahap penyampaian berita atau informasi.
3.2
Saran
Melihat perkembangan komunikasi yang semakin
meningkat, membuat seorang public relations harus dapat berkomunikasi dengan
baik. Komunikasi yang digunakan, baik dengan menggunakan komunikasi
interpersonal maupun dengan menggunakan komunikasi massa melalui media
televisi.
Dalam proses komunikasi, diharapkan seorang public
relations dapat mengetahui kondisi atau situasi, tempat, dan lain sebagainya
agar pesan atau berita yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik dan
terjadi kesamaan makna.
Seorang public relations, diharapkan dapat
mengidentifikasi hubungan yang terjadi antara public relations dengan media
publisitas, khususnya media televisi yang dianggap lebih efektif dan efisien
dalam penyampaian informasi.